Senin, 22 Februari 2016

MUSEUM SATRIA MANDALA



Dalam rangka pembinaan mental, pewarisan nilai-nilai juang 1945 dan nilai-nilai luhur TNI 1945, pimpinan TNI merasa perlu dibangun suatu museum Angkatan dan Polri yang sudah ada. Untuk itu Kepala Pusat Sejarah TNI pertama Brigjen TNI Nugroho Notosusanto ditugaskan rnempersiapkan rencana dan pelaksanaan pembangunannya.

Pembangunan museum TNI dimulai pada tanggal 15 November 1971 di bekas rumah Nyonya Dewi Sukarno di atas tanag seluas 56.670 m2, JI. Gatot Subroto, dilakukan dengan cara merenovasi dan memugar bekas rumah tersebut menjadi suatu museum TNI.

Pelaksanaan pembangunan tahap pertama diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Oktober 1972, yang sekaligus memberinya nama Museum Satriamandala. Kata Satriamandala berasal dari bahasa sansekerta yang berarti lingkungan keramat para ksatria. Museum Satriamandala secarakhusus menyajikan sejarah perjuangan TNI dalam rnempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Penyajiannya dalam bentuk diorama, yakni penyajian tiga dimensi. Di samping 74 diorama, dipamerkan pula benda-benda bersejerah sebagai pendukungnya seperli senjata, atribut, serta berbagai panji dan lambang di lingkungan TNI. Benda-benda ini di ternpatkan di ruang-ruang spesifik. Sedangkan perlengkapan TNI lainnya terdiri dari kendaraan tempur, pesawat terbang dan meriam ditempatkan di halaman museum yang merupakan parneran taman (garden display).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar